Rabu, 01 Desember 2010

Perdarahan intra serebral (PIS)

PERDARAHAN INTRA SEREBRAL
(Intracerebral hemorrhage)
BATASAN
Disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
PATOFISIOLOGI
Perdarahan yang disebabkan oleh karena pecahnya arteri, pembuluh kapiler atau vena didalam parenkim otak, oleh karena lemahnya pembuluh akibat hipertensi, arteriosklerosis, infiltrasi tumor, diskrasia darah.
GEJALA KLINIS
Tergantung dari bagian otak yang terkena, yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
- Tidak ada TIA
- Gejala awa biasanya pada waktu melakukan kegiatan
- Sakit kepala kadang-kadang hebat
- Perubahan yang cepat dari deficit neurologi termasuk penurunan tingkat kesadaran sampai koma.
- Biasanya terdapat hipertensi dapat sedang atau berat
- Liquor serebrospinalis berdarah (80 – 90%)
- CT Scan Nampak jelas area perdarahan (area hiperdense)
CARA PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan neurologi sesuai gejala klinis
3. Pemeriksaan tambahan
- CT scan: daerah hiperdense Nampak pada hari I
- Pungsi lumbal: sebaiknya tidak dilakukan bila ada dugaan perdarahan intra serebral
TERAPI
1. MEDIS
Hari pertama atau waktu penderita datang
 PENDERITA DALAM KEADAAN KOMA
Sedapat mungkin di ICU
- Hiperventilasi
Dengan intubasi untuk membuat pCO2 28 – 34 mmHg
- Difenilhidantoin (Dilantin)
Diberikan parenteral dengan dosis pertama 10 -15 mg/kgBB, selanjutnya diberikan sekali sehari dengan dosis yang sama. Pemberian pelan-pelan 1 cc/menit (perlu dievaluasi kadar dilantin dalam plasma)
- Tekanan darah
Bila tekanan sistolik diatas 200mmHg, diturunkan 10 – 20% dari tensi awal dengan pemberian:
Lasix (hati2 dengan hemokonsentrasi
Nitropusid
 PENDERITA DENGAN KESADARAN BAIK
- Infus tidak boleh terlalu banyak, diberikan 1 liter/hari kecuali bila panas > 1,5 liter / hari
Cairan yang diberikan:
Ringer laktat
Albumin 20% bila ada hipoalbumin dan dapat untuk mengurangi edema.
- Manitol 0,25 gr/kgBB/kali 6 kali sehari, sampai 7 hari sesudah itu tapering off:
4 x sehari  2 hari
3 x sehari  2 hari
2 x sehari  2 hari
HENTIKAN
- Dilantin: bila kejang diberikan parenteral dengan dosis 10 – 15 mg/kgBB, selanjutnya diberikan sekali sehari dengan dosis yang sama. Pemberian pelan-pelan 1 cc/ menit 9perlu evaluasi kadar dilatin dalam plasma)
- Tekanan darah
Diturunkan dengan nifedipin 2 x 5 mg/hari, penurunan tidak boleh dibawah 165 mmHg. (10 – 20% dari tensi semula)
- Nimodipin diberikan bila:
Kesadaran baik, GCS ± 10
Tidakada kontraindikasi, seperti dekompresi kordis
Tak ada edema otak
Tidak diberikan jika perdarahan besar (volume darah lebih dari 60 cm³ pada CT Scan
II. PEMBEDAHAN
Tergantung dari kesadaran, lokalisasi dan besarnya hematom serta tidak adanya penyakit lain yang memperberat keadaan
- Kesadaran
Bila kesadaran menurun dan keadaan sudah dapat distabilkan antaralain dengan manitol serta keadaan tidak bertambah menurun, dapat dilakukan operasi.
- Lokalisasi hematom
Bila hematom letaknya tidak dalam (kapsula interna, serebelum) dapat dilakukan operasi. Lobar hematom tanpa disertai dengan kenaikan tekanan intracranial tidak dilakukan operasi. Pada hematom serebelar operasi dikerjakan dan memberikan hasil baik seblum batang otak mengalami kompresi.
- Besar hematom
Bila volume darah > 60 cc
PERLU DIINGAT
Pada kasus-kasus perdarahan intra serebral, waspada adanya bahaya DIC  bila terjadi kasus hubungi supervisor.

(Dikutip dari buku neurologi RSU Dr. Soetomo)